ALTERNATIF MODEL PENILAIAN NILAI PENTING PADA BANGUNAN DIDUGA CAGAR BUDAYA DI KOTA DONGGALA, SULAWESI TENGAH [THE ALTERNATIVE MODEL OF SIGNIFICANT VALUES ASSESSMENT ON SUSPECTED BUILDINGS OF CULTURAL HERITAGE IN DONGGALA CITY, CENTRAL SULAWESI]
Main Article Content
Abstract
Bangunan tua di Kota Donggala adalah bangunan bersejarah yang berasal dari periode kolonial. Akan tetapi, bangunan-bangunan ini hingga sekarang belum ditetapkan sebagai cagar budaya karena terbatasnya tenaga ahli cagar budaya di instansi kebudayaan Kota Donggala. Selain itu, metode asesmen penilaian bangunan diduga cagar budaya yang ada umumnya rumit dan tidak komperehensif. Tulisan ini bertujuan memberikan alternatif metode penilaian nilai penting yang sederhana untuk bangunan-bangunan yang diduga cagar budaya, dan dapat dipraktikkan pekerja bidang kebudayaan di instansi pemerintah lokal. Terdapat enam nilai penting yang diamati pada bangunan yaitu nilai sejarah, arsitektural, estetika, sosial, ilmu pengetahuan dan pendidikan. Metode penilaian menggunakan pemberian skor pada masing-masing nilai kriteria yang ditentukan. Pemeringkatan bangunan diklasifikasikan menjadi tiga peringkat yaitu utama, madya, dan minor. Bangunan yang diobservasi ialah Kantor Pusat Koperasi Kopra Daerah (PKKD) Donggala dan Gudang PKKD Donggala, dua peninggalan dari masa kolonial yang berhubungan dengan perdagangan kopra. Dari penilaian yang dilakukan diperoleh hasil yakni Kantor PKKD Donggala memiliki total skor 21 dan berperingkat madya. Gudang PKKD Donggala memiliki total skor 29 dan berperingkat utama. Dengan adanya alternatif model penilaian nilai penting yang lebih sederhana, maka diharapkan pemerintah lokal, dalam hal ini Dinas Kebudayaan yang berwenang, dapat lebih mudah melakukan asesmen awal terhadap bangunan-bangunan yang diduga sebagai cagar budaya meskipun tanpa bantuan tenaga ahli.
Some old buildings in Donggala City are historical heritages from colonial period. Thus far, these buildings have not been designated as cultural heritage due to the limited number of experts in the field. In addition, assessment methods for indicated cultural heritage buildings are generally complex and not comprehensive. This research aims to provide an alternative assessment method that can be practiced by cultural workers. There are six important values observed in buildings i.e. history, architecture, aesthetic, social, scientific, and educational. This method used a score for each of those specified criteria values. Building ratings were classified into primary, intermediate, and minor. Based from the assessment, the Donggala PKKD office has a total score of 21, middle ranked. While PKKD Donggala Warehouse has a total score of 29, top ranked. This alternative model as a simpler assessment of significant values can be easily carry out by local government without the help of experts.
Article Details
- Hak publikasi atas semua materi naskah jurnal yang diterbitkan/dipublikasikan dalam situs E-Journal Kindai Etam: Jurnal Penelitian Arkeologi ini dipegang oleh dewan redaksi dengan sepengetahuan penulis (hak moral tetap milik penulis naskah).
- Ketentuan legal formal untuk akses artikel digital jurnal elektronik ini tunduk pada ketentuan lisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike (CC BY-NC-SA), yang berarti indai Etam: Jurnal Penelitian Arkeologi tidak memiliki tujuan komersial, berhak menyimpan, mengalih media/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan artikel tanpa meminta izin dari Penulis selama tetap mencantumkan nama Penulis sebagai pemilik Hak Cipta.
- Naskah yang diterbitkan/dipublikasikan secara cetak dan elektronik bersifat open access untuk tujuan pendidikan, penelitian, dan perpustakaan. Selain tujuan tersebut, dewan redaksi tidak bertanggung jawab atas pelanggaran terhadap hukum hak cipta.