RUMAH TRADISIONAL JAWA DALAM TINJAUAN KOSMOLOGI, ESTETIKA, DAN SIMBOLISME BUDAYA [THE JAVANESE TRADITIONAL HOUSE IN REVIEW OF COSMOLOGY, AESTHETIC, AND CULTURAL SYMBOLISM]
Main Article Content
Abstract
Rumah adalah kebutuhan primer dalam kehidupan manusia. Dalam perkembangannya, rumah tidak hanya menjadi tempat tinggal untuk berlindung dari segala bentuk ancaman, namun juga memiliki makna-makna filosofis. Makna filosofis yang terkandung dalam rumah tradisional Jawa yang didasarkan pada kemampuan manusia dalam mempelajari lingkungan tempat tinggalnya. Untuk menemukan makna filosofis tersebut kita harus melihat bentuk, ukuran, dan hal lain yang mendasari rumah tersebut dibangun. Makna filosofis tersebut dapat dilihat pada kehidupan sehari-hari masyarakat Jawa, terutama dalam pembuatan arsitektur rumah. Permasalahan yang diangkat adalah bagaimana hubungan antara kosmologi, estetika, dan simbol dalam bentuk arsitektural rumah tradisional Jawa. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara kosmologi, estetika, dan simbol dalam bentuk arsitektural rumah tradisional Jawa. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analitis. Hasil penelitian ini memberikan gambaran umum beserta penjelasan mengenai bentuk arsitektur dari rumah tradisional Jawa. Simpulan yang didapatkan yaitu rumah tradisional Jawa sebagai bentuk arsitektural, simbolisme budaya, dan estetika masyarakat, serta kesakralan dan profanitas dalam setiap elemen rumah tradisional Jawa.
House is a primary need in human life. A house is not only a place to shelter from threats, but also has philosophical meanings based on the human ability studying their live environment. We should see the shape, size, and other things that underlie the building houses to find the philosophical meaning. It can be seen in the daily life of Javanese people, especially in the making of home architecture. The problem is how the relationship between cosmology, aesthetic, and symbols materialized in the architectural form of traditional Javanese houses. The purpose of this study was to determine those relationship. The method is descriptive analysis, and discussion provides a general description along with an explanation of the architectural forms of traditional Javanese houses. The result shows the traditional Javanese house has a role not only as an architectural form, cultural symbolism and aesthetics of the community, but also as the sacred and profanity in its every element.
Article Details
- Hak publikasi atas semua materi naskah jurnal yang diterbitkan/dipublikasikan dalam situs E-Journal Kindai Etam: Jurnal Penelitian Arkeologi ini dipegang oleh dewan redaksi dengan sepengetahuan penulis (hak moral tetap milik penulis naskah).
- Ketentuan legal formal untuk akses artikel digital jurnal elektronik ini tunduk pada ketentuan lisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike (CC BY-NC-SA), yang berarti indai Etam: Jurnal Penelitian Arkeologi tidak memiliki tujuan komersial, berhak menyimpan, mengalih media/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan artikel tanpa meminta izin dari Penulis selama tetap mencantumkan nama Penulis sebagai pemilik Hak Cipta.
- Naskah yang diterbitkan/dipublikasikan secara cetak dan elektronik bersifat open access untuk tujuan pendidikan, penelitian, dan perpustakaan. Selain tujuan tersebut, dewan redaksi tidak bertanggung jawab atas pelanggaran terhadap hukum hak cipta.
References
Briyan, Theodorus Aries. 2017. “Perubahan Pemanfaatan dan Fungsi Rumah Tradisional Jawa di Kotagede (Studi Kasus: Omah UGM Dan Omah Ngaliman).” Skripsi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Budiharjo, Eko. 1997. Esensi Arsitektur Jawa dalam Arsitek dan Arsitektur Indonesia Menyongsong Masa Depan. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Mangunwijaya, Y. B. 1992. Wastu Citra: Pengantar Ilmu Budaya Bentuk Arsitektur, Sendi-Sendi Filsafatnya Beserta Contoh-Contoh Praktis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Pratiwi, Diah. 2006. “Makna Simbolis Umpak di Kraton Yogyakarta.” Skripsi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Priatmodjo, Danang. 2004. Makna Simbolik Rumah Jawa dalam Naskah Jawa Arsitektur Jawa. Surabaya: Wastu Lanas Grafika.
Ronald, Arya. 1990. Ciri-ciri Karya Budaya di Balik Tabir Keagungan Rumah Jawa. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Ronald, Arya. 2005. Nilai-Nilai Arsitektur Rumah Tradisional Jawa. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Santosa, Revianto Budi. 2000. Omah; Membaca Makna Rumah Jawa. Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya.
Silas, Johan. 1983. Arsitektur Jawa Atau Rumah Jawa? Yogyakarta: Proyek Javanologi, Departemen Pendidikan Nasional.
Sukendar, Haris. 1999. Metode Penelitian Arkeologi. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Sumalyo, Yulianto. 1998. Arsitektur Kolonial Belanda di Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Sunarmi. 2007. Arsitektur dan Interior Nusantara Seri Jawa. Surakarta: Institut Seni Indonesia Surakarta.
Sunyoto. 1995. Pasren dalam Kehidupan Masyarakat Tradisional Jawa. Yogyakarta: Depdikbud, Direktorat Jendral Kebudayaan, Direktorat Permuseuman.
Tan, Melly G. 1981. Masalah Perencanaan Penelitian dalam Metode-Metode Penelitian Arkeologi. Jakarta: Gramedia.
Wahyuningsih, Isni. 2002. “Keberadaan Pasren dan Pemujaan Terhadap Dewi Kesuburan Pada Masyarakat Jawa (Berdasarkan Amatan Pada Rumah-Rumah Tradisional di Yogyakarta).” Skripsi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Wibowo, HJ. 1998. Arsitektur Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta: Proyek Pengkajian dan Pembinaan Nilai- Nilai Budaya, Pusat Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Direktorat Jendral Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Wondoamiseno, R. dan Ismudiyanto. 1986. Pergeseran Nilai Rumah Antara Tradisional dan Modern. Yogyakarta: YPIK Panunggalan Lembaga Javanologi.