SITUS BENTENG TATAS DI BANJARMASIN DAN CARA PELESTARIANNYA
Main Article Content
Abstract
Benteng Tatas merupakan situs arkeologi dari periode kolonial. Situs ini berada di tengah Kota Banjarmasin.
Secara kasat mata situs ini tidak kelihatan, karena tidak ada bekas-bekasnya di atas permukaan tanah. Akan tetapi, hasil penggalian jalan Jenderal Sudirman dalam rangka renovasi, telah menemukan bagian dari sisa-sisa benteng tersebut. Penelitian ini ditujukan untuk mengungkap lokasi situs beserta batas- batasnya dan nilai pentingnya sehingga diperoleh
alasan untuk melestarikannya. Tipe penelitian ini adalah kualitatif dengan metode analisis deskriptif. Metode analisis deskriptif diimplementasikan dengan cara memerikan temuan, menggambarkan situasi (temuan arkeologi), dan menjelaskan fenomena
objek penelitian yang dibahas. Hal itu dilakukan untuk dapat menggambarkan seluruh temuan guna memberikan penjelasan atas data yang telah dikumpulkan. Berdasarkan temuan hasil penelitian, diketahui bahwa benteng bagian depan ada di
tepian Sungai Martapura. Sementara itu, berdasarkan analisis peta dengan menggunakan ArcView, benteng juga meliputi areal kompleks Masjid Sabilal Muhtadin. Berdasarkan ukurannya yang luas dan perannya yang strategis, diketahui bahwa nilai penting situs ini berkaitan dengan sejarah lokal Kalimantan dalam menanggapi hadirnya kolonial di Indonesia dan juga
berkaitan dengan sejarah perkembangan kota. Atas dasar alasan inilah maka situs Benteng Tatas perlu dilestarikan. Hasil yang demikian ini menegaskan bahwa pelestarian situs ini tidak saja bermanfaat bagi arkeologi dalam menghadirkan objek, tetapi juga penyebaran informasi beserta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya karena cara pelestarian yang dipilih memang memungkinkan untuk itu.
Secara kasat mata situs ini tidak kelihatan, karena tidak ada bekas-bekasnya di atas permukaan tanah. Akan tetapi, hasil penggalian jalan Jenderal Sudirman dalam rangka renovasi, telah menemukan bagian dari sisa-sisa benteng tersebut. Penelitian ini ditujukan untuk mengungkap lokasi situs beserta batas- batasnya dan nilai pentingnya sehingga diperoleh
alasan untuk melestarikannya. Tipe penelitian ini adalah kualitatif dengan metode analisis deskriptif. Metode analisis deskriptif diimplementasikan dengan cara memerikan temuan, menggambarkan situasi (temuan arkeologi), dan menjelaskan fenomena
objek penelitian yang dibahas. Hal itu dilakukan untuk dapat menggambarkan seluruh temuan guna memberikan penjelasan atas data yang telah dikumpulkan. Berdasarkan temuan hasil penelitian, diketahui bahwa benteng bagian depan ada di
tepian Sungai Martapura. Sementara itu, berdasarkan analisis peta dengan menggunakan ArcView, benteng juga meliputi areal kompleks Masjid Sabilal Muhtadin. Berdasarkan ukurannya yang luas dan perannya yang strategis, diketahui bahwa nilai penting situs ini berkaitan dengan sejarah lokal Kalimantan dalam menanggapi hadirnya kolonial di Indonesia dan juga
berkaitan dengan sejarah perkembangan kota. Atas dasar alasan inilah maka situs Benteng Tatas perlu dilestarikan. Hasil yang demikian ini menegaskan bahwa pelestarian situs ini tidak saja bermanfaat bagi arkeologi dalam menghadirkan objek, tetapi juga penyebaran informasi beserta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya karena cara pelestarian yang dipilih memang memungkinkan untuk itu.
Article Details
How to Cite
Wasita, W. (2018). SITUS BENTENG TATAS DI BANJARMASIN DAN CARA PELESTARIANNYA. Kindai Etam : Jurnal Penelitian Arkeologi, 3(1). https://doi.org/10.24832/ke.v3i1.14
Section
Articles
- Hak publikasi atas semua materi naskah jurnal yang diterbitkan/dipublikasikan dalam situs E-Journal Kindai Etam: Jurnal Penelitian Arkeologi ini dipegang oleh dewan redaksi dengan sepengetahuan penulis (hak moral tetap milik penulis naskah).
- Ketentuan legal formal untuk akses artikel digital jurnal elektronik ini tunduk pada ketentuan lisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike (CC BY-NC-SA), yang berarti indai Etam: Jurnal Penelitian Arkeologi tidak memiliki tujuan komersial, berhak menyimpan, mengalih media/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan artikel tanpa meminta izin dari Penulis selama tetap mencantumkan nama Penulis sebagai pemilik Hak Cipta.
- Naskah yang diterbitkan/dipublikasikan secara cetak dan elektronik bersifat open access untuk tujuan pendidikan, penelitian, dan perpustakaan. Selain tujuan tersebut, dewan redaksi tidak bertanggung jawab atas pelanggaran terhadap hukum hak cipta.